1.
Protokol Konfigurasi Hos Dinamik
Protokol Konfigurasi Hos Dinamik (PKHD) (bahasa Inggris: Dynamic Host
Configuration Protocol adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk
memudahkan pengalokasian alamat IP dalam
satu jaringan.
Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP
kepada semua komputer secara
manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan
mendapatkan alamat IP secara
otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak
parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default
gateway dan DNS server.
DHCP didefinisikan dalam RFC
2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet
Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap
Protocol (BOOTP).
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol
yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua
pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
· DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan
yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada
semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003,
atau GNU/Linux memiliki layanan seperti
ini.
· DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat
lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP
Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti
ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan
alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP
Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk
waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu
penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server
untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan
"penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat
langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast
untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2.
DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP
Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3.
DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP
dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang
bersangkutan.
4.
DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan
mengirimkan paket acknowledgment.
Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan
memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan
protokol TCP/IP dan karena
telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi
klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta
alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4
yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang
jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang
terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam
sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam
sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP
server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara
dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki
alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis
kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada
klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP
yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang
dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan
oleh seorangadministrator dengan menggunakan peralatan
konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam
jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai
tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan
kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai
alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang
tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam
konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan
alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini
dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan
menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat
menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat
menggunakan Microsoft
Management Console[MMC]). DHCP Lease juga sering
disebut sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat
IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat
IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan
alamat subnet jaringan.
DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan
tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator.
DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu,
atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option
yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.
Nomor DHCP Option
|
Nama DHCP Option
|
Apa yang dikonfigurasikannya
|
003
|
Mengonfigurasikan gateway baku dalam
konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
|
|
006
|
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
|
|
015
|
DNS Domain Name
|
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi
"induk" dari DNS Server yang bersangkutan.
|
044
|
NetBIOS over TCP/IPName
Server
|
Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
|
046
|
NetBIOS over TCP/IPNode
Type
|
Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk
melakukan resolusi nama NetBIOS.
|
047
|
NetBIOS over TCP/IPScope
|
Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat
berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.
|
2.
Sistem Penamaan Domain
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Sistem Penamaan Domain ; SNR (bahasa Inggris: (Domain Name System; DNS)
adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host ataupun nama domain dalam bentuk basis
data tersebar (distributed database) di dalam jaringan
komputer, misalkan: Internet. DNS
menyediakan alamat IP untuk
setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server)
yang menerima surel (email) untuk setiap
domain. Menurut browser Google Chrome, DNS adalah
layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web menjadi alamat internet.
DNS menyediakan pelayanan yang cukup
penting untuk Internet, ketika
perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas
seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih
memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah
penunjukan sumber universal (URL) dan alamat surel.
Analogi yang umum digunakan untuk menjelaskan fungsinya adalah DNS bisa
dianggap seperti buku telepon internet dimana saat pengguna mengetikkan
www.indosat.net.id di peramban web maka pengguna akan diarahkan ke alamat IP
124.81.92.144 (IPv4) dan 2001:e00:d:10:3:140::83 (IPv6).
Sejarah singkat DNS
Penggunaan nama sebagai pengabstraksi
alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia
mengalahkanTCP/IP, dan kembali ke zaman ARPAnet.
Dahulu, seluruh komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari
SRI (sekarang SIR
International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara
teknis, file ini masih ada - sebagian besar sistem operasi modern
menggunakannya dengan baik secara baku maupun melalui cara konfigurasi, dapat
melihat Hosts
file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian
via DNS). Namun, sistem tersebut di atas mewarisi beberapa keterbatasan yang
mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah,
setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan
update terhadap file Hosts.
Dengan berkembangnya jaringan komputer,
membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti
alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut
secara dinamis. Inilah DNS.
Paul
Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983;
spesifikasi asli muncul di RFC 882
dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC
1034dan RFC 1035 membuat update terhadap
spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak
berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari
protokol inti DNS.
Teori bekerja DNS
Para Pemain Inti
Pengelola dari sistem DNS terdiri dari
tiga komponen:
·
DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer
pengguna, yang membuat permintaan DNS dari program aplikasi.
·
recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS
sebagai tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan
jawaban kepada para resolver tersebut;
dan ...
·
authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap
permintaan dari recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun
dalam bentuk delegasi (misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS
server lainnya)
Pengertian beberapa bagian dari nama domain
Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua
bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan dengan
titik.
·
Label paling kanan menyatakan top-level domain - domain tingkat
atas/tinggi (misalkan, alamat www.wikipedia.org memiliki top-level
domain org).
·
Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah
sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi.
Catatan: "subdomain" menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut.
Contoh: wikipedia.org merupakan subdomain dari domain org, danid.wikipedia.org dapat
membentuk subdomain dari domain wikipedia.org (pada praktiknya, id.wikipedia.orgsesungguhnya
mewakili sebuah nama host - lihat dibawah). Secara teori, pembagian seperti ini
dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai
dengan 63 karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255
karakter. Tetapi secara praktik, beberapa pendaftar
nama domain (domain name registry) memiliki batas yang
lebih sedikit.
·
Terakhir, bagian paling kiri dari bagian nama domain
(biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk
membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan
sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IP-nya. Contoh: nama domain www.wikipedia.org memiliki
nama host "www".
DNS memiliki kumpulan hierarki dari DNS
servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative
DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informasi
tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain
di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root
servers- induk server nama: server yang ditanyakan ketika
mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah nama domain
tertinggi (top-level domain).
Sebuah contoh dari teori rekursif DNS
Sebuah contoh mungkin dapat memperjelas
proses ini. Andaikan ada aplikasi yang memerlukan pencarian alamat IP dariwww.wikipedia.org.
Aplikasi tersebut bertanya ke DNS recursor lokal.
·
Sebelum dimulai, recursor harus
mengetahui dimana dapat menemukan root nameserver; administrator
dari recursive DNS serversecara manual mengatur (dan melakukan
update secara berkala) sebuah file dengan nama root hints zone (panduan
akar DNS) yang menyatakan alamat-alamt IP dari para server tersebut.
·
Proses dimulai oleh recursor yang
bertanya kepada para root server tersebut - misalkan: server
dengan alamat IP "198.41.0.4" - pertanyaan "apakah alamat IP
dari www.wikipedia.org?"
·
Root server menjawab dengan sebuah delegasi, arti
kasarnya: "Saya tidak tahu alamat IP dari www.wikipedia.org, tapi
saya "tahu" bahwa server DNS di 204.74.112.1 memiliki informasi
tentang domain org."
·
Recursor DNS lokal kemudian bertanya kepada server DNS
(yaitu: 204.74.112.1) pertanyaan yang sama seperti yang diberikan kepada root
server. "apa alamat IP dari www.wikipedia.org?". (umumnya)
akan didapatkan jawaban yang sejenis, "saya tidak tahu alamat dari www.wikipedia.org,
tapi saya "tahu" bahwa server 207.142.131.234 memiliki informasi dari
domainwikipedia.org."
·
Akhirnya, pertanyaan beralih kepada server DNS ketiga
(207.142.131.234), yang menjawab dengan alamat IP yang dibutuhkan.
Proses ini menggunakan pencarian
rekursif (recursion / recursive searching).
Pengertian pendaftaran domain dan glue records
Membaca contoh di atas, Anda mungkin
bertanya: "bagaimana caranya DNS server 204.74.112.1 tahu alamat IP mana
yang diberikan untuk domain wikipedia.org?" Pada awal proses, kita
mencatat bahwa sebuah DNS recursor memiliki alamat IP dari
para root server yang (kurang-lebih) didata secara explisit (hard
coded). Mirip dengan hal tersebut, server nama (name server) yang
otoritatif untuk top-level domain mengalami perubahan yang
jarang.
Namun, server nama yang memberikan
jawaban otorisatif bagi nama domain yang umum mengalami perubahan yang cukup
sering. Sebagai bagian dari proses pendaftaran sebuah nama domain (dan beberapa
waktu sesudahnya), pendaftar memberikan pendaftaran dengan server nama yang
akan mengotorisasikan nama domain tersebut; maka ketika mendaftar wikipedia.org,
domain tersebut terhubung dengan server nama gunther.bomis.com dan zwinger.wikipedia.org di
pendaftar .org. Kemudian, dari contoh di atas, ketika server dikenali sebagai 204.74.112.1
menerima sebuah permintaan, DNS server memindai daftar domain yang ada, mencariwikipedia.org,
dan mengembalikan server nama yang terhubung dengan domain tersebut.
Biasanya, server nama muncul
berdasarkan urutan nama, selain berdasarkan alamat IP. Hal ini menimbulkan string lain
dari permintaan DNS untuk menyelesaikan nama dari server nama; ketika sebuah
alamat IP dari server nama mendapatkan sebuah pendaftaran di zona induk, para
programmer jaringan komputer menamakannya sebuah glue record.
DNS dalam praktik
Ketika sebuah aplikasi (misalkan web
broswer), hendak mencari alamat IP dari sebuah nama domain, aplikasi tersebut
tidak harus mengikuti seluruh langkah yang disebutkan dalam teori di
atas. Kita akan melihat dulu konsep caching, lalu mengartikan
operasi DNS di "dunia nyata".
Caching dan masa hidup (caching and time to live)
Karena jumlah permintaan yang besar
dari sistem seperti DNS, perancang DNS menginginkan penyediaan mekanisme yang
bisa mengurangi beban dari masing-masing server DNS. Rencana mekanisnya
menyarankan bahwa ketika sebuah DNS resolver (klien) menerima
sebuah jawaban DNS, informasi tersebut akan di cache untuk
jangka waktu tertentu. Sebuah nilai (yang di-set oleh administrator dari server
DNS yang memberikan jawaban) menyebutnya sebagai time to live (masa
hidup), atau TTL yang
mendefinisikan periode tersebut. Saat jawaban masuk ke dalam cache, resolver akan
mengacu kepada jawaban yang disimpan dicache tersebut; hanya ketika
TTL usai (atau saat administrator mengosongkan jawaban dari memori resolver secara
manual) makaresolver menghubungi server DNS untuk informasi yang
sama.
Waktu propagasi (propagation time)
Satu akibat penting dari arsitektur
tersebar dan cache adalah perubahan kepada suatu DNS terkadang
efektif secara langsung dalam skala besar/global. Contoh berikut mungkin akan
menjelaskannya: Jika seorang administrator telah mengatur TTL selama
6 jam untuk host www.wikipedia.org, kemudian mengganti alamat IP dari www.wikipedia.org pada
pk 12:01, administrator harus mempertimbangkan bahwa ada (paling tidak) satu
individu yang menyimpan cache jawaban dengan nilai lama pada
pk 12:00 yang tidak akan menghubungi server DNS sampai dengan pk 18:00. Periode
antara pk 12:00 dan pk 18:00 dalam contoh ini disebut sebagaiwaktu propagasi (propagation
time), yang bisa didefiniskan sebagai periode waktu yang berawal antara
saat terjadi perubahan dari data DNS, dan berakhir sesudah waktu maksimum yang
telah ditentukan oleh TTL berlalu.
Ini akan mengarahkan kepada pertimbangan logis yang penting ketika membuat
perubahan kepada DNS: tidak semua akan melihat hal yang sama seperti
yang Anda lihat.RFC1537 dapat membantu penjelasan ini.
DNS di dunia nyata
Di dunia nyata, user tidak berhadapan
langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan
program seperti web brower(Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail
(Outlook
Express, Mozilla Thunderbird dan
lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS
(umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut
mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi.
DNS resolver akan selalu memiliki cache (lihat
di atas) yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat
memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan
menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang
memerlukan. Kalau cachetidak memiliki jawabannya, resolver akan
mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di
rumah,Internet
Service Provider(ISP) yang menghubungkan komputer tersebut
biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat
server secara manual atau menggunakan DHCP untuk
melakukan pendataan tersebut. Namun jika administrator sistem / pengguna telah
mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS selain yang diberikan
secara default oleh ISP misalnya seperti Google Public DNS ataupun OpenDNS[1], maka DNS resolver akan
mengacu ke DNS server yang sudah ditentukan. Server nama ini akan mengikuti
proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan
jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS
resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan
menyimpan hasilnya di cacheuntuk penggunaan berikutnya, dan
memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut.
Sebagai bagian akhir dari kerumitan
ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka
sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS
resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS,
yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti
ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit.
Penerapan DNS lainnya
Sistem yang dijabarkan di atas
memberikan skenario yang disederhanakan. DNS meliputi beberapa fungsi lainnya:
·
Nama host dan alamat IP tidak berarti terhubung secara
satu-banding-satu. Banyak nama host yang diwakili melalui alamat IP tunggal:
gabungan dengan pengasuhan
maya (virtual hosting), hal ini memungkinkan satu
komputer untuk malayani beberapa situs web. Selain itu, sebuah nama host dapat
mewakili beberapa alamat IP: ini akan membantu toleransi kesalahan (fault
tolerance dan penyebaran beban (load distribution), juga
membantu suatu situs berpindah dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik lainnya
secara mudah.
·
Ada cukup banyak kegunaan DNS selain menerjemahkan nama
ke alamat IP. Contoh:, agen pemindahan surat Mail transfer agents(MTA) menggunakan
DNS untuk mencari tujuan pengiriman E-mail untuk alamat tertentu. Domain yang
menginformasikan pemetaan exchange disediakan melalui rekod MX
(MX
record) yang meningkatkan lapisan tambahan untuk toleransi
kesalahan dan penyebaran beban selain dari fungsi pemetaan nama ke alamat IP.
·
Kerangka Peraturan Pengiriman (Sender Policy Framework) secara
kontroversi menggunakan keuntungan jenis rekod DNS, dikenal sebagai rekod TXT.
·
Menyediakan keluwesan untuk kegagalan komputer, beberapa
server DNS memberikan perlindungan untuk setiap domain. Tepatnya, tigabelas
server akar (root servers) digunakan oleh seluruh dunia. Program DNS
maupun sistem operasi memiliki alamat IP dari seluruh server ini. Amerika
Serikat memiliki, secara angka, semua kecuali tiga dari server akar tersebut.
Namun, dikarenakan banyak server akar menerapkan anycast,
yang memungkinkan beberapa komputer yang berbeda dapat berbagi alamat IP yang
sama untuk mengirimkan satu jenis services melalui area
geografis yang luas, banyak server yang secara fisik (bukan sekedar angka)
terletak di luar Amerika Serikat.
DNS menggunakan TCP dan UDP di port
komputer 53 untuk melayani permintaan DNS. Nyaris semua
permintaan DNS berisi permintaan UDP tunggal dari klien yang dikuti oleh
jawaban UDP tunggal dari server. Umumnya TCP ikut terlibat hanya ketika ukuran
data jawaban melebihi 512 byte, atau untuk pertukaaran zona DNS zone
transfer
Jenis-jenis catatan DNS
Beberapa kelompok penting dari data
yang disimpan di dalam DNS adalah sebagai berikut:
·
AAAA
record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host
ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).
·
CNAME record atau catatan nama kanonik membuat
alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain
dan rekod DNS seperti aslinya.
·
[MX record]]' atau catatan pertukaran
surat memetakan
sebuah nama domain ke dalam daftar mail
exchange server untuk domain tersebut.
·
PTR record atau catatan penunjuk memetakan
sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk
sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah
alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse
DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan /
penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP
192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke
nama kanoniknya:referrals.icann.org.
·
NS record atau catatan server nama memetakan
sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut.
Pewakilan bergantung kepada rekod NS.
·
SOA record atau catatan otoritas awal (Start
of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi
tentang sebuah domain Internet.
·
Catatan TXT mengijinkan administrator
untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS; catatan ini juga digunakan di
spesifikasi Sender Policy Framework.
Jenis catatan lainnya semata-mata untuk
penyediaan informasi (contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik
dari sebuah host, atau data ujicoba (misalkan, catatan WKS memberikan
sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known
service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.
Nama domain yang diinternasionalkan
Nama domain harus menggunakan satu
sub-kumpulan dari karakter ASCII, hal ini mencegah
beberapa bahasa untuk menggunakan nama maupun kata lokal mereka. ICANN telah
menyetujui Punycode yang
berbasiskan sistem IDNA, yang memetakan string Unicodeke karakter set yang valid untuk
DNS, sebagai bentuk penyelesaian untuk masalah ini, dan beberapa registries sudah
mengadopsi metode IDNS ini.
Perangkat lunak DNS
Beberapa jenis perangkat lunak yang menerapkan metode
DNS, di antaranya:
·
BIND (Berkeley Internet Name Domain)
·
djbdns (Daniel
J. Bernstein's DNS)
·
MaraDNS
·
QIP (Lucent
Technologies)
·
NSD (Name
Server Daemon)
·
Unbound
·
PowerDNS
·
Microsoft
DNS (untuk edisi server dari Windows 2000 dan Windows 2003)
Utiliti berorientasi DNS termasuk:
·
dig (domain information groper)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar